
Di tempat yang asri dan sejuk adalah tempat para Dinosaurus hidup. mulai dari terbesar sampai yang terkecil. Karena di tempat itu banyak pepohonan yang tumbuh, air yang melimpah, dan tanpa polusi. Di sebuah gua batu, ada seekor dinosaurus yang kecil dan buruk rupa. Namanya Dini. dia tinggal hanya bersama ibunya. Karena ayahnya terbunuh oleh Tirex yang sempat datang ke tempat Dini tinggal.Dini sedih sekali karena di setiap ia hendak pergi minum di danau, ia melihat dirinya yang sungguh buruk rupa. Ia selalu menangis..
Pada suatu hari, ketika ia bermain sendiri, tiba-tiba ada temannya bernama Dina. Dina adalah seekor Dinosaurus yang cantik namun sayangnya ia sombong. Begitu dia lewat...
"Hahaha.. Eh, kamu siapa? Kamu terlihat jelek sekali. Tidak seperti aku yang cantik dan bersih. Semua laki-lakipun takluk kepadaku.." Katanya
"Mengapa kamu menangis, nak?" tanya ibu. "Aku tidak tahan lagi bu.. Kalau keadaanku begini terus, sampai kapanpun aku tidak akan mempunyai teman karena keburukan rupaku.." jawab Dini sambil menangis tersedu-sedu.
"Oh sayang.. meskipun kamu mempunya kekurangan dengan wajahmu, tetapi kamu mempunyai kelebihan dalam keahlianmu." tegur ibu. "Benarkah itu ibu? apa keahlianku selama ini?" tanya Dini girang. "Kamu bisa menyulam sayang.. waktu kecil kamu diajarin ibu menyulam, bahkan hasilnya lebih bagus kamu kata nenekmu. Dengan keahlianmu, mungkin kamu bisa mempunyai banyak teman." jawab ibu. "Terima kasih ya bu.. Ibu sudah menghiburku." Kata Dini sambil memeluk ibunya.
Padahari Sabtu ada sebuah pengumuman yang tertempel di sebuah batu. Pengumuman itu berisi tentang lomba menyulam. Lalu Dini memberitahukan itu kepada ibunya."Bu, tadi Dini melihat ini" (sambil memberikan pengumuman itu pada ibunya). "Sebaiknya kamu ikut saja. Lagipula ini tidak dipungut biaya." jawab ibu. "Baiklah bu, aku ke rumah Bu Dena dulu ya untuk mendaftar." Sang ibu pun mengangguk dan tersenyum.
Dini pergi ke rumah Bu Dena yang rumahnya dekat danau. sesampainya di sana, ternyata ada banyak orang yang mendaftar. setelah beberapa saat kemudian, akhirnya giliran Dini untuk mendaftar.
"Namanya siapa dik?" tanya Riri ( orang yang menggantikan bu Dena karena ia sedang pergi)
"Dini kak" jawab Dini
"Oh ya, besok pagi jam 08.00 pagi kamu harus pergi ke pinggir danau dan membawa perlengkapan sulamnya, ya.." Kata Riri mengingatkan.
"Baiklah kak." jawab Dini.
Dini pun bergegas ke rumahnya untuk belajar menyulam. akhirnya ia sudah mahir dalam menyulam dibantu ibunya. Keesokan harinya, ia menyiapkan semua perlengkapannya untuk menyulam. Lalu ia segera pergi ke pinggir danau. Akhirnya ini adalah waktu yang sudah ditunggu-tunggu. Saatnya lomba untuk menyulam. Siapa yang sulamannya paling bagus, dialah pemenangnya dan pantas mendapatkan pujian dan hadiah.
Acara pun dimulai. Dini segera membuat sulaman yang baru saja dia pelajari tadi malam. Tidak lama kemudian, lomba selesai. Juri segera berkeliling untuk mengoreksi dan menilai hasil sulaman. Lalu sang juri juga menulis hasilnya di kertas dan diserahkan kepada sang pembawa acara. Dan acara pengumuman pemenang pun segera dimulai. Terdengar suara Bu Dena yang menggema.
"Oke baiklah.. tadi kita sudah menyaksikan lomba menyulam, dan akhirnya sekarang adalah pengumuman pemenang. Juara ketiga dimenangkan oleh Tirana! Juara kedua dimenangkan oleh Dina! dan juara pertamanya adalah..........."
Suasana sangat hening dan terlihat raut muka yang gugup.
"Pemenangnya adalah........ Dini!"
Sorak sorai meramaikan suasana di pagi itu. Panitia memberikan sebuah piala untuk ketiga orang pemenang.
Ketika acara sudah selesai...
"Dini, maafkan aku ya, soal yang kemarin.. aku sudah mengejekmu hingga kamu menangis. Aku sudah mengakui kamu meskipun rupamu buruk, tapi keahlianmu hebat. Mulai sekarang aku mau berteman denganmu." Kata Dina. "Benarkah itu Dina? Kau ingin jadi temanku? Oh Dina terima kasih ya, sejak dulu aku berharap mempunyai seorang teman." ungkap Dini. "Baiklah.. sama-sama Dini.. (sambil menjabat tanga Dini, sebagai tanda persahabatan)
Semenjak Dini menang lomba, banyak Dino yang lain berteman dengannya. Dan Dini yakin pasti ayahnya senang dan tersenyum diatas sana..
Pesan Moral:
Jangan menilai seseorang dari fisiknya. Tidak peduli ia pendek, kurus, jelek, botak, atau sejenisnya. yang penting lihat dari ketulusan hatinya, keahlian yang dimilikinya, dan prestasi yang telah diukirnya. Siapa tau orang yang lebih jelek darimu, justru lebih sukes darimu??
By: Jihan Nisrina Pradani
"
Komentar
Posting Komentar